Nih Wuku Kurantil, Kulantir - Batara Langsur

Share:

Untuk mencegah semoga terhindar dari celaka jatuh perlu mengupayakan slametan. Caranya yaitu menciptakan tumpeng, dang-dangan beras atau meliwet/memasak beras dengan cara di-dang (dengan kukusan). Banyaknya beras yang di-dang yaitu sapitrah atau 3,5 kg. Lauknya yaitu daging ayam putih blorok kemanggang, dimasak pecel. Selain itu, selama 7 hari yang bersangkutan dilarang memanjat pohon dan bangunan.

Penggambaran Wuku Kurantil, Kulantir berdasarkan keterangan gambar yaitu sebagai berikut:
  • Kuranthil (kiri) menghadap Batara Langsur yang membawa umbul-umbul.
  • Bokor air ada di sebelah kirinya.
  • Rumah gedong di depan dalam keadaan ngglimpang.
  • Burung Slindhitan hinggap di atas pohon ingas yang menaunginya.

Ciri-ciri, keberuntungannya, Perwatakan dan perilaku Wuku Kurantil, Kulantir berdasarkan primbon jawa yaitu sesuai dengan penggambaran susila dari Batara Langsur yaitu:
  • Dewa yang menaungi wuku Wukir yaitu Batara Langsur.
  • Kelebihannya: teguh pendiriannya, rajin bekerja, praktis disenangi orang termasuk juga atasannya.
  • Kekurangannya: pemarah, pemboros (sehingga praktis celaka alasannya yaitu sifat borosnya), bila menjadi pemimpin tidak sanggup melindungi bawahannya dan tidak sanggup memberi pengarahan yang baik.
  • Kayunya yaitu kayu ingas, wataknya walaupun praktis panas tetapi sabar.
  • Burungnya yaitu burung Slindhitan, wataknya ubed, ringan tangan, tidak mau menganggur
  • Lambang wuku Wukir yaitu anggara kasih nuju wogan, tidak langgeng budinya atau kurang stabil dalam menyikapi hidup dan kehidupannya.
  • Gedhongnya di depan artinya pradah dan tidak sanggup menyimpan harta-bendanya.
  • Air yang ditempatkan di sebelah kiri, artinya budinya selingkuh, ada hal-hal yang disembunyikan.
  • Memanggul umbul-umbul artinya memiliki kamulyan.
  • Datangnya ancaman : alasannya yaitu jatuh
  • Hari naas : tidak jelas
  • Hari baik : Sabtu Wage

Nih Wuku Tolu, Tulu - Batara Bayu

Share:

Wuku Tolu mengambil nama dari anak nomor tiga prabu Watugunung dengan Dewi Sinta. Penggambaran Wuku Tolu, Tulu berdasarkan keterangan gambar ialah sebagai berikut:

  • Tolu (kiri) menghadap Batara Bayu.
  • Rumah gedong ada di depan dan umbul-umbul ada di belakang.
  • Burung Branjangan hinggap di atas pohon Walikukun yang menaunginya.

Ciri-ciri, keberuntungannya, Perwatakan dan perilaku Wuku Tolu, Tulu berdasarkan primbon jawa ialah sesuai dengan penggambaran susila dari Batara Bayu yaitu:

  • Dewa yang menaungi wuku Tolu ialah Batara Bayu
  • Kelebihannya: anggun rupawan, kukuh pendiriannya, dan sabar. Ulet dalam bekerja sehingga sanggup membahagiakan hidupnya, serius dalam pembicaraan, luhur budi, teliti, hatinya baik, senang pada daerah yang sepi.
  • Kekurangannya: jikalau murka berkepanjangan, sedikit sombong, dan kadang kala mau berbohong.
  • Kayunya ialah kayu Walikukun.
  • Burungnya ialah burung Branjangan, wataknya mendatangkan angin besar.
  • Lambang wuku Tolu ialah lengkawa kuwung, besar piyangkuhe (angkuh), hatinya tidak sanggup dijajagi.
  • Gedhongnya di depan, artinya senang mengatakan keduniawian.
  • Umbul-umbul berada di belakang, artinya bahwa kesuksesan dan kesejahteraan berada di usia tua.
  • Datangnya ancaman : digigit hewan buas, kena taring atau terkena benda tajam.
  • Hari naas : tidak jelas.
  • Hari baik : tidak menentu.

Untuk mencegah semoga terhindar dari celaka perlu mengupayakan slametan. Caranya ialah menciptakan tumpeng, dang-dangan beras atau meliwet/memasak beras dengan cara di-dang (dengan kukusan). Banyaknya beras yang di-dang ialah sapitrah atau 3,5 kg. Lauknya daging ayam dimasak lembaran, disertai dengan doa keselamatan. Selain itu, selama 7 hari yang bersangkutan dihentikan berpergian ke arah Barat Laut alasannya ialah letak Kala berada di Barat Laut menghadap ke Tenggara.

Nih Wuku Gumbreg - Batara Candra

Share:

Wuku Gumbreg merupakan wuku yang namanya diambil dari anak nomor empat Prabu Watugunung dan Dewi Sinta. Gambar Illsutrasi diatas menjelaskan Gumbreg sebelah kiri mengahadap Batara Candra.

Untuk mencegah supaya terhindar dari celaka perlu mengupayakan slametan. Caranya yaitu menciptakan tumpeng, dang-dangan beras atau meliwet/memasak beras dengan cara di-dang (dengan kukusan). Banyaknya beras yang di-dang yaitu sapitrah atau 3,5 kg. Lauknya daging ayam dimasak pindang, nasi kepel 9 macam aneka warna disertai dengan doa keselamatan.

Selain itu, selama 7 hari yang bersangkutan dilarang berpergian ke arah Selatan alasannya yaitu letak Kala berada di Selatan menghadap ke Tenggara.

Penggambaran Wuku Gumbreg berdasarkan keterangan gambar yaitu sebagai berikut:

  • wuku Gumbreg.dewanya sangyang cakra = keras budinya, segala yang dikehendakinya segera tercapai, tak mau dicegah, pengasih.
  • Kaki sebelah yang didepan direndam dalam air = perintahnya hambar didepan, panas dibelakang.
  • Pohonnya : beringin = jadi pelindung keluarganya, budinya tinggi.
  • Burungnya : ayam hutan = liar, dicintai oleh para agung, suka tinggal ditempat sunyi.
  • Gedungnya dikirikan = penyayang, jikalau murka taka sayang kepada harta bendanya.
  • Bahayanya : karam atau kejatuhan dalam.
  • Tangkalnya : selametan nasi pulen beras sepitrah dikukus, lauknya daging ayam berumbun yang masih muda dan daun-daun 9 macam.
  • Selawatnya 4 keteng.
  • Doanya : Rajukna.
  • Candranya : Geter nekger ing wijati = tenang pikirannya, perkataannya kasatmata redhoan.
  • Ketika “kala wuku” berada di Selatan menghadap utara, dalam 7 hari dilarang memandang wajah kala.


Ciri-ciri, keberuntungannya, Perwatakan dan perilaku Wuku Gumbreg berdasarkan primbon jawa yaitu sesuai dengan penggambaran tabiat dari Batara Candra yaitu:

  • Dewa yang menaungi wuku Gumbreg yaitu Batara Candra.
  • Kelebihannya: luhur budinya, kukuh dan keras pendiriannya, memiliki insting untuk melindungi orang lain sehingga sanggup menjadi pelindung. Senang pada kawasan yang sepi. Rajin berguru dalam menuntut ilmu dan pantang menyerah. Disenangi atasan alasannya yaitu pengabdiannya yang besar dan rasa cinta terhadap pekerjaannya. Apa pun yang dilakukan selalu dijalani dengan ikhlas.
  • Kekurangannya: sedikit sombong
  • Kayunya yaitu kayu Beringin.
  • Burungnya yaitu ayam alas, disenangi wong agung
  • Lambang wuku Gumbreg yaitu guntur ketug janma tinarungku
  • Gedhongnya di sebelah kiri, artinya nrimo untuk merelakan hal-hal keduniawian.
  • Datangnya ancaman : terlibat pertengkaran dan tenggelam
  • Hari naas : tidak jelas.
  • Hari baik : Rabu Kliwon

Nih Wuku Wariga Alit, Wariga - Batara Asmara

Share:

Wuku Warigalit mengambil nama dari anak nomor lima Prabu Watugunung dan Dewi Sinta. Namun kalau yang dihitung masa kandungan Dewi Sinta, Warigalit lahir dari masa kandungan yang ketiga. Karena dari 27 anak pria Dewi Sinta, 13 kali lahir kembar, sedangkan pada masa kandungan yang ke-14 tidak kembar. Pada masa kandungan pertama, Dewi Sinta melahirkan anak kembar, yaitu Raden Wukir dan Raden Kurantil. Pada masa kandungan yang kedua, lahirlah Raden Tolu dan Raden Gumbreg. Sedangkan pada masa kandungan yang ketiga ini lahir Raden Warigalit dan Warigagung.

Penggambaran Wuku Wariga alit, Wariga berdasarkan keterangan gambar ialah sebagai berikut:
Warigalit (kiri) menghadap Batara Asmara, dengan mengedepankan candi.
Burung kepodang terbang di atas pohon sulastri

Ciri-ciri, keberuntungannya, Perwatakan dan perilaku Wuku Wariga alit, Wariga berdasarkan primbon jawa ialah sesuai dengan penggambaran sopan santun dari Batara Asmara yaitu:
Dewa yang menaungi wuku Warigalit ialah Batara Asmara
Kelebihannya: umumnya yang bernaung di wuku Warigalit yang pria rupawan dan yang wanita cantik. Mereka memiliki daya tarik khusus, selalu menciptakan sengsem atu bahagia bagi orang yang melihatnya, gampang bergaul dan disenangi teman-temannya dan atasannya.
Kekurangannya: kurang setia, besar kemungkinannya untuk kawin lebih dari satu kali.
Kayunya ialah pohon Sulastri yang tidak memiliki bunga.
Burungnya ialah burung Kepodang yang memiliki sopan santun cemburuan.
Lambang wuku Warigalit ialah tidak sabar terhadap sandang dan pangan.
Wuku ini digambarkan sedang menghadap candi, artinya suka prihatin.
Datangnya ancaman kasempyok sambekala, jatuh dalam marabahaya atau terlibat pertengkaran.
Hari naas : Kamis Pon dan Senin Kliwon.
Hari baik : Jumat Wage.

Untuk mencegah biar terhindar dari celaka perlu mengupayakan slametan. Caranya ialah menciptakan tumpeng, dang-dangan beras sapitrah (3,5 kg) atau meliwet/memasak beras dengan cara di-dang (dengan kukusan). Lauknya rancapan dan daging digecok (dicacah) disertai doa keselamatan.

Selain itu, selama 7 hari yang bersangkutan dihentikan memanjat, sebab letak Kala berada di atas menghadap ke bawah.

Nih Wuku Wariagung, Warigadian - Batara Maharesi

Share:

Wuku Wariagung mengambil nama dari anak nomor enam Prabu Watugunung dan Dewi Sinta. Namun kalau yang dihitung masa kandungan Dewi Sinta, Wariagung lahir dari masa kandungan yang ketiga, saudara kembarnya Raden Warigalit.

Penggambaran Wuku Wariagung, Warigadian berdasarkan keterangan gambar ialah sebagai berikut:
Wariagung (kiri) menghadap Batara Maharesi dengan menghadap rumah gedong dan membelakangi rumah gedong
Burung betet terbang di atas pohon cemara

Ciri-ciri, keberuntungannya, Perwatakan dan perilaku Wuku Wariagung, Warigadian berdasarkan primbon jawa ialah sesuai dengan penggambaran adab dari Batara Maharesi yaitu:
Dewa yang menaungi wuku Wariagung ialah Batara Maharesi
Kelebihannya: umumnya hemat, cendekia mencari nafkah.
Kekurangannya: sombong, bicaranya banyak dan besar.
Kayunya ialah pohon cemara, perwatakannya arogan dan banyak bicara Yang bernaung di wuku Wariagung ini pada masa hidupnya menerima beban yang berat.
Burungnya ialah burung Betet, rajin mencari rejeki.
Lambang wuku Wariagung ialah ketug lindu, artinya menjaga benar-benar akan sandang dan pangannya. Oleh alasannya ialah kerja kerasnya, di hari bau tanah akan menuai kebahagiaan dalam arti luas, digambarkan dengan rumah gedong di depan dan belakang.
Datangnya ancaman ialah dicelakai atau difitnah oleh keluarganya sendiri.
Hari naas : Minggu Legi,
Hari baik : tidak jelas.

Untuk mencegah biar terhindar dari celaka perlu mengupayakan slametan. Caranya ialah menciptakan nasi wuduk (nasi gurih) dang-dangan lauknya angsa putih dimasak gurih, dan nasi kuluban (gudangan) lima macam sayurannya, beras sapitrah (3,5 kg) disertai doa keselamatan.

Selain itu, selama 7 hari yang bersangkutan dilarang berpergian ke arah utara alasannya ialah letak Kala berada di utara menghadap ke selatan.

Nih Wuku Julangwangi, Julungwangi - Batara Sambu

Share:

Wuku Julungwangi yaitu nama putera nomor tujuh dari Prabu Watugunung dan Dewi Sinta yang lahir pada masa kandungan keempat.Raden Julungwangi memiliki saudara kembar yaitu Raden Sungsang.

Penggambaran Wuku Julangwangi, Julungwangi berdasarkan keterangan gambar yaitu sebagai berikut:
Julungwangi (kiri) menghadap Batara Sambu yang memegang umbul-umbul dan menyanding Jembangan.
Burung Kutilang terbang di atas pohon Cempaka

Ciri-ciri, keberuntungannya, Perwatakan dan perilaku Wuku Julangwangi, Julungwangi berdasarkan primbon jawa yaitu sesuai dengan penggambaran susila dari Batara Sambu yaitu:
Dewa yang menaungi wuku Julungwangi yaitu Batara Sambu
Banyak orang suka atas pembawaannya, sehingga orang yang berada di bawah naungan wuku Julungwangi umumnya praktis memperoleh rezeki.
Kayunya yaitu pohon Cempaka, perwatakannya memiliki kelebihan dalam hal daya tarik.
Burungnya yaitu burung Kutilang, wataknya micara, banyak bicara
Menghadap jembangan, wataknya rela atas proteksi dengan impian supaya tercapai kehendaknya.
Membawa umbul-umbul, wataknya bersahabat dengan kemuliaan dan disegani oleh orang besar.
Datangnya ancaman jawaban digigit hewan buas.
Hari naas : tidak menentu
Hari baik : tidak jelas.

Untuk mencegah semoga terhindar dari celaka perlu mengupayakan slametan. Caranya yaitu menciptakan nasi kebuli, lauknya daging ayam merah disertai doa tolak bilahi (celaka).

Letak Kala berada di selatan, menghadap timur laut. Oleh hasilnya disarankan selama 7 hari sehabis selamatan, yang bersangkutan dilarang bepergian ke arah timur laut, letak Kala berada.

Nih Wuku Sungsang - Batara Gana Ganesa

Share:

Wuku Sungsang mengambil nama dari anak nomor delapan Prabu Watugunung dan Dewi Sinta. Namun kalau yang dihitung masa kandungan Dewi Sinta, Sungsang lahir dari masa kandungan yang keempat. Ia yakni adik kembar dari Raden Julungwangi.

Penggambaran Wuku Sungsang berdasarkan keterangan gambar yakni sebagai berikut:
Raden Sungsang (kiri) menghadap Batara Gana,
Dewa berkepala Gajah, dengan menyanding gedong terguling.
Burung yakni burung Nori yang terbang diatas pohon Tangan.

Ciri-ciri, keberuntungannya, Perwatakan dan perilaku Wuku Sungsang berdasarkan primbon jawa yakni sesuai dengan penggambaran budpekerti dari Batara Gana Ganesa yaitu:
Dewa yang menaungi wuku Sungsang yakni Batara Gana.
Kelebihannya: pekerja keras, tidak mau menganggur. Lancar rejekinya. Mau berkorban tanpa pamrih sehingga cenderung boros.
Kekurangannya: hatinya serakah, iri akan harta orang lain, dan cenderung jahat.
Kayunya yakni pohon Tangan, citra dari orang yang bahagia bekerja
Burungnya yakni burung Nori, citra dari budpekerti boros
Wuku ini digambarkan sedang menghadap gedong yang terguling, artinya menghamburkan harta bendanya
Datangnya ancaman akhir terkena alat dari besi,baik yang tajam dan tumpul
Hari naas : tidak jelas.
Hari baik : tidak jelas

Untuk mencegah semoga terhindar dari celaka perlu mengupayakan slametan. Caranya yakni meliwet/memasak beras dengan cara di-dang (dengan kukusan). Sebanyak sapitrah (3,5 kg) Lauknya daging ayam dan daging bebek, boleh dimasak apa saja (bebas) dan sayuran 9 macam digudang, disertai doa keselamatan.

Selain itu, selama 7 hari yang bersangkutan dihentikan bepergian ke arah Timur, alasannya yakni letak Kala berada di Timur menghadap ke Barat.

Nih Wuku Galungan, Dungulan - Batara Kamajaya

Share:

Wuku Galungan mengambil nama dari anak Prabu Watugunung dan Dewi Sinta. nomor sembilan.
Gambar diatas menandakan Raden Galungan sebelah kiri menghadap Batara Kamajaya yang sedang memangku bokor isi air, yang mempunyai makna suka berzakat dan pengasih, namun sedikit rejekinya. Gambar pohonnya ialah pohon tangan yang mempunyai arti ringan tangan, keras budinya, dan simpel suka kepada barang milik orang lain. Untuk gambar burungnya ialah burung Bido yang artinya besar nafsunya dan murka

Ciri-ciri, keberuntungannya, Perwatakan dan perilaku Wuku Galungan, Dungulan berdasarkan primbon jawa ialah sesuai dengan penggambaran moral dari Batara Kamajaya yaitu:
Dewa yang menaungi wuku Galungan ialah Batara Kamajaya.
Kelebihannya: Tampan wajahnya, anteng tidak lelemeran atau tidak simpel jatuh ke dalam godaan. Senang berdarma. Sikap dan perbuatannya selalu menyenangkan hati orang lain, sehingga dicintai banyak orang. Tangkas dalam berbicara. Besar rasa tanggungjawabnya.
Kekurangannya: pemarah dan pemboros, sehingga penghasilannya selalu kurang.
Kayunya ialah kayu tangan. Wataknya agglidhik atau tidak mau menganggur.
Burungnya ialah burung Bido yang mempunyai moral besar amarahnya dan selalu terpengaruhi untuk menginginkan haknya orang lain.
Dewanya Wuku Galungan digambarkan sedang memangku bokor berisi air, artinya sanggup menghibur hati susah dan bahagia menyumbangkan tenaganya.
Datangnya ancaman akhir pertengkaran.
Hari naas : Minggu Pahing, Senin Pon dan Selasa Wage.
Hari baik : tidak jelas.

Untuk mencegah semoga terhindar dari celaka perlu mengupayakan slametan. Caranya ialah menciptakan tumpeng, dang-dangan beras sapitrah (3,5 kg) atau meliwet/memasak beras dengan cara di-dang (dengan kukusan). Lauknya pindang kambing disertai doa keselamatan. Doanya : Selamat pina. Candranya : peksi wonten ing luhur = jikalau mencari hasil dengan menundukkan kepala, alasannya gora-goda. Selama 7 hari yang bersangkutan dilarang pergi ke arah Barat Laut, lantaran letak Kala berada di Barat Laut menghadap Tenggara.

Nih Wuku Kuningan - Batara Indra

Share:

Wuku Kuningan mengambil nama dari anak Prabu Watugunung dan Dewi Sinta. nomor sepuluh.

Penggambaran Wuku Kuningan berdasarkan keterangan gambar ialah sebagai berikut:
Raden Kuningan (kiri) menghadap Batara Endra.
Pohonnya ialah pohon Wijayakusuma, burungnya ialah burung Urang-urangan

Ciri-ciri, keberuntungannya, Perwatakan dan perilaku Wuku Kuningan berdasarkan primbon jawa ialah sesuai dengan penggambaran etika dari Batara Indra yaitu:
Dewa yang menaungi wuku Kuningan ialah Batara Endra
Kelebihannya: luhur budinya, berwibawa, bagus tutur katanya, hemat, tertib dan teliti dalam pekerjaan
Kekurangannya: cenderung pelit, sifatnya tertutup, suka menyendiri, menjauhi keramaian
Kayunya ialah kayu Wijayakusuma. Wataknya rahayu atau selamat, jeli dalam mengamati segala sesuatu
Burungnya ialah burung Urang-urangan yang memiliki etika trampil dalam hal pekerjannya, namun pemalu dan gampang tersinggung
Gedong tertutup yang berada di belakang menggambarkan bahwa Wuku Kuningan lekat dengan harta miliknya
Bencananya : dikucilkan oleh lingkungan masyarakat
Hari naas : Jumat Wage.
Hari baik : tidak jelas.

Untuk mencegah semoga terhindar dari celaka perlu mengupayakan slametan. Caranya ialah menciptakan sega punar atau nasi kuning sapitrah (3,5 kg) dengan cara diliwet/dimasak dengan cara di-dang (memakai kukusan), Lauknya rancapan daging kerbau dimasak basah, disertai doa keselamatan.

Selain itu, selama 7 hari yang bersangkutan dihentikan pergi ke arah Barat, alasannya ialah letak Kala berada di Barat menghadap Timur.

Nih Wuku Langkir - Batara Kala

Share:

Wuku Langkir mengambil nama dari anak Prabu Watugunung dan Dewi Sinta. nomor sebelas.

Penggambaran Wuku Langkir berdasarkan keterangan gambar yaitu sebagai berikut:
Raden Langkir (kiri) menghadap Batara Kala
Pohonnya yaitu pohon Cemara dan Kayu Ingas
burungnya yaitu burung Gemak atau burung Puyuh

Ciri-ciri, keberuntungannya, Perwatakan dan perilaku Wuku Langkir berdasarkan primbon jawa yaitu sesuai dengan penggambaran budpekerti dari Batara Kala yaitu:
Dewa yang menaungi wuku Langkir yaitu Batara Kala
Kelebihannya: pemberani, ditakuti orang
Kekurangannya: tidak memikirkan diri sendiri, cenderung nekat. Mempunyai budpekerti iri dengki sehingga tidak sanggup dijadikan pelindung
Pohonnya yaitu Pohon Cemara menumpang di pohon Ingas, memiliki budpekerti hatinya panas, tidak baik didekati alasannya yaitu sanggup terkena imbasnya. Orang yang berada alam naungan Wuku Langkir tidak sanggup dibutuhkan pertolongannya.
Burungnya yaitu burung Puyuh. wataknya tidak takut kepada siapa pun termasuk musuhnya.
Bencananya : langgar dan kecurian.
Hari naas : Sabtu Pahing.
Hari baik : tidak menentu.

Untuk mencegah biar terhindar dari celaka perlu mengupayakan slametan. Caranya yaitu menciptakan Nasi Gurih sapitrah (3,5 kg) dengan cara diliwet/dimasak dengan cara di-dang (memakai kukusan), lauknya daging kambing dimasak lembaran, serta ikan air tawar dan gudangan mentah disertai doa keselamatan.

Selain itu, sehabis slametan selama 7 hari yang bersangkutan dilarang pergi ke arah Tenggara, alasannya yaitu letak Kala berada di Barat Laut.

Nih Wuku Mandasiya, Medangsia - Batara Brahma

Share:

Wuku Mandasiya mengambil nama dari anak Prabu Watugunung dan Dewi Sinta. Raden Mandasiya ialah saudara kembar dari Raden Langkir, dan terhitung anak nomor dua belas.

Penggambaran Wuku Mandasiya, Medangsia berdasarkan keterangan gambar ialah sebagai berikut:
Raden Mandasiya (kiri) menghadap Batara Brahma
Pohon Asem menggambarkan sanggup untuk berteduh dan berlindung
Burung Pelatuk Bawang menggambakan adab yang memiliki pendirian yang besar lengan berkuasa dan tidak sabaran.
Gedhong ada di depan menggambarkan bahwa ekonomis atas rejeki yang diperoleh

Ciri-ciri, keberuntungannya, Perwatakan dan perilaku Wuku Mandasiya, Medangsia berdasarkan primbon jawa ialah sesuai dengan penggambaran adab dari Batara Brahma yaitu:
Dewa yang menaungi wuku Mandasiya ialah Batara Brahma
Kelebihannya: memiliki pendirian yang teguh dan kuat, sanggup menjadi pelindung bagi orang-orang yang sedang susah. Cepat dalam bekerja, dan ekonomis dalam menggunakan hasil dari pekerjaannya. Penderma, terutama jika dipuji. Keberuntungannya, murah rejekinya.
Kekurangannya: cepat murka dan pendendam.
Bencananya: terkena benda tajam atau terkena api
Hari naas: tidak jelas.
Hari baik: Sabtu Wage

Untuk mencegah semoga terhindar dari celaka perlu mengupayakan slametan. Caranya ialah menciptakan sega kakak (nasi merah) sapitrah (3,5 kg) diliwet/dimasak dengan cara di-dang (memakai kukusan), lauknya daging ayam merah dan bayam merah, kembang setaman dan uang receh disertai doa keselamatan.

Selain itu, sehabis slametan, selama 7 hari yang bersangkutan dihentikan memanjat, alasannya ialah letak Kala ada di atas.

Nih Wuku Julung Pujut, Pujut - Batara Guritna

Share:

Nama Wuku Julungpujud yaitu nama anak Prabu Watugunung dan Dewi Sinta. nomor tiga belas

Penggambaran Wuku Julung pujut, Pujut berdasarkan keterangan gambar yaitu sebagai berikut:
Raden Julungpujud (kiri) menghadap Batara Guritna
Pohonnya yaitu pohon Rembuyut
Burungnya yaitu burung Pipit menggambakan baik bicaranya
Gunung menggambarkan tinggi cita-citanya, tidak mau kungkulan atau disaingi.

Ciri-ciri, keberuntungannya, Perwatakan dan perilaku Wuku Julung pujut, Pujut berdasarkan primbon jawa yaitu sesuai dengan penggambaran adab dari Batara Guritna yaitu:
Dewa yang menaungi wuku Julungpujud yaitu Batara Guritna
Kebanyakan Wuku Julungpujud memiliki tekad yang tinggi dalam meraih cita-cita, sehingga dia tidak suka ada orang lain yang melebihi dirinya.
Kelebihan Wuku Julungpujud : Rupawan suka bersolek, disenangi orang, biasanya memperoleh posisi yang baik.
Kekurangannya : Tidak suka disaingi, alasannya yaitu banyak disukai orang, jikalau tidak hati-hati sanggup menjadi perselingkuhan. Hatinya sering bersedih alasannya yaitu menyesali nasibnya.
Bencananya: terkena tenung, guna-guna atau sihir. Nggrantes (terpukul) alasannya yaitu suatu gosip yang sangat buruk.
Hari naas: tidak jelas.
Hari baik: Senin Legi.

Untuk mencegah supaya terhindar dari celaka perlu mengupayakan slametan. Caranya yaitu menciptakan tumpeng dari nasi yang diliwet/dimasak dengan cara di-dang (memakai kukusan) sebanyak sapitrah (3,5 kg) lauknya daging ayam panggang dan sayuran sembilan macam, disertai doa keselamatan.

Selain itu, sehabis slametan, selama 7 hari yang bersangkutan dihentikan pergi ke arah Timur, alasannya yaitu letak Kala ada di Timur.

Nih Wuku Pahang - Batara Tantra

Share:

Nama Wuku Pahang yaitu nama anak Prabu Watugunung dan Dewi Sinta. nomor empat belas. Raden Pahang ini yaitu saudara kembar Raden Julungpujud

Penggambaran Wuku Pahang berdasarkan keterangan gambar yaitu sebagai berikut:
Raden Pahang (kiri) menghadap Batara Tantra
Pohonnya yaitu pohon Gendayakan sebagai pemberian orang sakit dan teraniaya
Burungnya yaitu burung Cocak artinya banyak bicara
Jembangan di sebelah kiri menggambarkan, jikalau tidak hati-hati wuku ini memiliki kecenderungan untuk selingkuh.
Memegang senjata artinya menonjolkan kekuatannya dan memperlihatkan keberaniannya.

Ciri-ciri keberuntungannya, Perwatakan dan perilaku Wuku Pahang berdasarkan primbon jawa yaitu sesuai dengan penggambaran adab dari Batara Tantra yaitu:
Dewa yang menaungi wuku Julungpujud yaitu Batara Tantra.
Sifat dan perwatakannya: suka berbicara berlebih, cenderung menentang bila merasa benar. Praktis curiga sampai amat berhati-hati dalam bekerja. Kadang-kala memiliki sifat rasa dengki.
Kelebihan Wuku Pahang sanggup menjadi pelindung bagi orang yang sedang sakit, serta rela berkorban untuk orang lain.
Bencananya: dianiaya
Hari naas: tidak jelas.
Hari baik: tidak jelas

Untuk mencegah supaya terhindar dari penganiayaan perlu mengupayakan slametan. Caranya yaitu menciptakan tumpeng dari nasi yang diliwet/dimasak dengan cara di-dang (memakai kukusan) sebanyak sapitrah (3,5 kg), lauknya daging ayam putih lembaran dan sayuran sebelas macam, disertai doa keselamatan.

Selain itu, sehabis slametan, selama 7 hari yang bersangkutan dihentikan pergi ke arah Selatan, alasannya yaitu letak Kala ada di Selatan

Nih Wuku Kuru Welut, Krulut - Batara Wisnu

Share:

Nama Wuku Kuruwelut ialah nama anak Prabu Watugunung dan Dewi Sinta. nomor lima belas. Raden Kuruwelut ini memiliki saudara kembar Raden Marakeh.

Penggambaran Wuku Kuru welut, Krulut berdasarkan keterangan gambar ialah sebagai berikut:
Raden Kuruwelut (kiri) menghadap Batara Wisnu
Pohonnya ialah pohon Parijatha, manis wujudnya, mengasihi saudara dan teman handai taulan.
Burungnya ialah burung Sepahan atau Puter, berpengaruh dan dalam budinya, besar anugerahNya
Gedongnya di depan, sifatnya pradah atau tidak sungkan mengeluarkan harta bendanya
Memegang senjata Cakra artinya berwatak perwira.

Ciri-ciri keberuntungannya, Perwatakan dan perilaku Wuku Kuru welut, Krulut berdasarkan primbon jawa ialah sesuai dengan penggambaran budpekerti dari Batara Wisnu yaitu:
Dewa yang menaungi wuku Kuruwelut ialah Batara Wisnu yang menggambarkan terperinci pandangannya serta berwawasan luas dan bijaksana.
Sifat dan perwatakannya: jujur, luhur budinya, suka menolong.
Kelebihannya : cerdas, banyak akal.
Kekurangannya : bahagia pamer.
Bencananya: tiba dikala berada di medan perang dan terkena racun tumbuh-tubuhan.
Hari naas: Sabtu Kliwon dan Minggu Wage.
Hari baik: Senin Kliwon

Untuk mencegah biar terhindar dari tragedi perlu mengupayakan slametan. Caranya ialah memotong kambing yang kaki depannya putih dan dimasak aneka macam, disertai doa keselamatan.

Selain itu, sesudah slametan, selama 7 hari yang bersangkutan dihentikan memanjat alasannya ialah letak Kala berada di atas.

Nih Wuku Marakeh, Merakih - Batara Suranggana

Share:

Wuku Marakeh mengambil nama anak Prabu Watugunung dan Dewi Sinta. nomor enam belas. Dewa yang menaungi wuku Marakeh ialah Batara Surenggana, tajam ingatannya, berani menghadapi kesulitan

Penggambaran Wuku Marakeh, Merakih berdasarkan keterangan gambar ialah sebagai berikut:
Raden Marakeh (kiri) menghadap Batara Surenggana
Pohonnya ialah pohon Trengguli, kurang bermanfaat
Umbul-umbul terbalik menggambarkan cepat menerima kehidupan yang menyenangkan
Gedhongnya ada di atas, senang menampakkan anugerah Allah

Ciri-ciri keberuntungannya, Perwatakan dan perilaku Wuku Marakeh, Merakih berdasarkan primbon jawa ialah sesuai dengan penggambaran susila dari Batara Suranggana yaitu:
Sifat dan perwatakannya : ramah-tamah dalam pergaulan
Kelebihannya : senang alasannya ialah selalu bersyukur atas anugerah yang didapat dalam hidupnya
Bencananya : tiba saat berada dalam perjalanan jauh alasannya ialah karam atau dianiaya orang;
Hari naas: tidak jelas
Hari baik: tidak jelas

Untuk mencegah biar terhindar dari tragedi perlu mengupayakan slametan. Caranya : menciptakan nasi wuduk dari nasi yang diliwet/dimasak dengan cara di-dang (memakai kukusan) sebanyak sapitrah (3,5 kg), lauknya daging ayam putih mulus dimasak lembaran dan jadah tukon disertai doa keselamatan.

Selain itu, sehabis slametan, selama 7 hari yang bersangkutan dilarang pergi ke Utara daerah bersemayamnya Batara Kala.

Nih Wuku Tambir - Batara Siwa

Share:

Wuku Tambir mengambil nama anak Prabu Watugunung dan Dewi Sinta. nomor tujuh belas. Raden Tambir ini memiliki saudara kembar berjulukan Raden Medhangkungan. Dewa yang menaungi wuku Tambir yakni Batara Siwah.

Keterangan berdasarkan gambar pada Wuku Tambir yakni sebagai berikut:
Raden Tambir (kiri) menghadap Batara Siwah
Pohonnya yakni pohon Upas, tidak sanggup untuk perlindungan
Burungnya yakni burung Prenjak, suka pamer tanpa kenyataan
Gedhongnya ada tiga dan tertutup, cethil/kikir, tamak, tidak mau membuatkan akan anugerah Tuhan.

Perwatakan dan perilaku Wuku Tambir berdasarkan primbon jawa yakni sesuai dengan penggambaran adab dari Batara Siwa yaitu:
Kelebihannya : Mempunyai wibawa besar, berpengaruh dalam pendirian/kemauan, dan hemat
Kekurangannya : alasannya saking hematnya sehingga cenderung kikir. Mempunyai sifat palsu, antara lahir dan batin tidak sesuai, serta angkuh
Bencananya : alasannya difitnah orang.
Hari naas: Senin wage
Hari baik: tidak menentu

Untuk mencegah biar terhindar dari peristiwa perlu mengupayakan slametan. Caranya : menciptakan nasi pulen yang diliwet/dimasak dengan cara di-dang (memakai kukusan) sebanyak sapitrah (3,5 kg), lauknya daging ayam putih mulus, dan angsa merah dimasak pindang. Rujak timun lanang 25 biji, disertai doa keselamatan.

Selain itu, sehabis slametan, selama 7 hari yang bersangkutan dihentikan pergi ke Barat, daerah bersemayamnya Batara Kala.

Nih Wuku Medangkungan - Batara Basuki

Share:

Wuku Medhangkungan mengambil nama anak Prabu Watugunung dan Dewi Sinta nomor delapan belas. Raden Medhangkungan ini ialah saudara kembar Raden Tambir. Dewa yang menaungi wuku Medhangkungan ialah Batara Basuki.

Penggambaran Wuku Medangkungan berdasarkan keterangan gambar ialah sebagai berikut:
Raden Medhangkungan (kiri) menghadap Batara Basuki, tuhan yang hatinya setia dalam mendapatkan takdir.
Pohonnya ialah pohon Plasa, yang hanya digunakan di desa dan pegunungan.
Burungnya ialah burung Pelung, yang bahagia bermain di air.
Gedhongnya ada di atas, selalu memikirkan harta-bendanya.

Perwatakan dan perilaku Wuku Medangkungan berdasarkan primbon jawa ialah sesuai dengan penggambaran adab dari Batara Basuki yaitu:
Kelebihannya : cerdik bicara, senantiasa bersyukur atas anugerah yang diterima, mantap dalam pendirian, tidak gampang goyah, dan besar rasa kebersamaannya. Hemat dan cerdik mengatur ekonomi.
Kelemahannya : juweh atau suka mengomentari orang lain.
Kesenangannya menyepi.
Bencananya : alasannya ialah dicelakai di waktu malam.
Hari naas : tidak jelas.
Hari baik : tidak menentu.

Untuk mencegah semoga terhindar dari tragedi perlu mengadakan slametan pada hari dan pasaran kelahirannya dengan menciptakan nasi kuning, lauknya daging ayam kuning, dan bubur merah disertai doa keselamatan.

Selain itu, sesudah slametan, selama 7 hari yang bersangkutan dihentikan pergi ke Timur, kawasan bersemayamnya Batara Kala.

Nih Wuku Maktal - Batara Sakri

Share:

Wuku Maktal mengambil nama anak Prabu Watugunung dan Dewi Sinta nomor sembilan belas. Raden Maktal ini memiliki saudara kembar berjulukan Raden Wuye.

Penggambaran Wuku Maktal berdasarkan keterangan gambar yakni sebagai berikut:
Raden Maktal (kiri) menghadap Batara Sakri yang menjadi Dewa pengayomannya.
Dewa Sakri yakni Dewa yang setya akan kesanggupannya. Kencang kehendaknya.
Pohonnya yakni Pohon Nogosari, menggambarkan kebaikan rupa dan hatinya, harum suaranya dan lezat didengar, serta dihargai pengabdiannya.
Burungnya yakni burung Ayam Alas, budinya cerdas dan tangkas, menjadi perhatian atasannya.
Ada gambar Gedhong yang berjajar dengan umbul-umbul, artinya keberhasilannya tiba bersama antara kedudukan dan harta bendanya.

Perwatakan dan perilaku Wuku Maktal berdasarkan primbon jawa yakni sesuai dengan penggambaran adab dari Batara Sakri yaitu:
KelebihanWuku Maktal : sentausa budinya, setia pendiriannya.
Kelemahannya : gampang kecewa bila pekerjaannya dianggap kurang benar oleh orang-orang yang lebih tinggi derajatnya , sedikit sombong.
Bencananya : terlibat dalam perkelahian.
Hari naas : tidak jelas.
Hari baik : Rabu Kliwon

Untuk mencegah supaya terhindar dari tragedi perlu mengadakan slametan dengan menyediakan beras sepitrah (3,5 Kg). Beras tersebut dimasak dengan cara didang dengan perbandingan air agak banyak, supaya nasinya lembek. Kemudian diberi lauk ikan ayam dimasak lembaran dan pindang bebek, disertai doa keselamatan.

Selain itu, sesudah slametan, selama 7 hari yang bersangkutan dihentikan pergi ke arah Tenggara, alasannya yakni daerah bersemayam tragedi yang digambarkan sebagai Batara Kala ada di Tenggara.

Nih Ramalan Berdasarkan Jenis Golongan Darah

Share:

Setiap insan mempunyai golongan darah yang berbeda-beda. Ada 4 jenis golongan darah yang ada pada setiap badan insan ialah golongan darah A, Golongan darah B, Golongan darah O dan golongan darah AB.
Menurut primbon jawa, setiap golongan darah mempunyai ciri sopan santun dan sifat yang berbeda-beda. Berikut ramalan berdasarkan golongan darah yang ada di setiap manusia.

Ramalan berdasarkan Golongan darah A
  1. Biasanya orang yang bergolongan darah A ini berkepala dingin, serius, sabar dan kalem atau cool, bahasa kerennya.
  2. Orang yang bergolongan darah A ini mempunyai abjad yang tegas, sanggup di andalkan dan dipercaya namun keras kepala.
  3. Sebelum melaksanakan sesuatu mereka memikirkannya terlebih dahulu. Dan merencanakan segala sesuatunya secara matang. Mereka mengerjakan segalanya dengan sungguh-sungguh dan secara konsisten.
  4. Mereka berusaha membuat diri mereka se masuk akal dan ideal mungkin.
  5. Mereke sanggup kelihatan menyendiri dan jauh dari orang-orang.
  6. mereka mencoba menekan perasaan mereka dan sebab sering melakukannya mereka terlihat tegar. Meskipun sebetulnya mereka mempunya sisi yang lembek ibarat gugup dan lain sebagainya.
  7. Mereka cenderung keras terhadap orang-orang yang tidak sependapat. Makanya mereka cenderung berada di sekitar orang-orang yang ber'temperamen' sama.

Ramalan berdasarkan Golongan darah B
  1. Orang yang bergolongan darah B ini cenderung ingin tau dan tertarik terhadap segalanya.
  2. Mereka juga cenderung mempunyai terlalu banyak kegemaran danhobby. Kalau sedang suka dengan sesuatu biasanya mereka menggebu-gebu namun cepat juga bosan.
  3. Tapi biasanya mereka sanggup menentukan mana yang lebih penting dari sekian banyak hal yang di kerjakannya.
  4. Mereka cenderung ingin menjadi nomor satu dalam banyak sekali hal ketimbang hanya dianggap rata-rata. Dan biasanya mereka cenderung melalaikan sesuatu jikalau terfokus dengan kesibukan yang lain. Dengankata lain, mereka tidak sanggup mengerjakan sesuatu secara berbarengan.
  5. Mereka dari luar terlihat cemerlang, riang, bersemangat dan antusias. Namun sebetulnya hal itu semua sama sekali berbeda dengan yang ada didalam diri mereka.
  6. Mereka sanggup dikatakan sebagai orang yang tidak ingin bergaul dengan banyak orang.

Ramalan berdasarkan Golongan darah O
  1. Orang yang bergolongan darah O, mereka ini biasanya berperan dalam membuat gairah untuk suatu grup. Dan berperan dalam membuat suatu keharmonisan diantara para anggota grup tersebut.
  2. Figur mereka terlihat sebagai orang yang mendapatkan dan melaksakan sesuatu dengan tenang. Mereka berakal menutupi sesuatu sehingga mereka kelihatan selalu riang, hening dan tidak punya perkara sama sekali. Tapi kalau tidak tahan, mereka niscaya akan mencari daerah atau orang untuk curhat (tempat mengadu).
  3. Mereka biasanya pemurah (baik hati), bahagia berbuat kebajikan. Mereka gemar memberi dan tidak segan-segan mengeluarkan uang untuk orang lain.
  4. Mereka biasanya di cintai oleh semua orang, "loved by all". Tapi mereka sebetulnya keras kepala juga, dan secara diam-diam mempunyai pendapatnya sendiri perihal banyak sekali hal.
  5. Dilain pihak, mereka sangat fleksibel dan sangat gampang mendapatkan hal-hal yang baru.
  6. Mereka cenderung gampang di pengaruhi oleh orang lain dan oleh apa yang mereka lihat dari TV.
  7. Mereka terlihat berkepala hirau taacuh dan terpercaya tapi mereka sering tergelincir dan membuat kesalahan yang besar sebab kurang berhati-hati. Tapi hal itu yang menyebabkan orang yang bergolongan darah O ini di cintai.

Ramalan berdasarkan Golongan darah AB
  1. Orang yang bergolongan darah AB ini mempunyai perasaan yang sensitif, lembut.
  2. Mereka penuh perhatian dengan perasaan orang lain dan selalu menghadapi orang lain dengan kepedulian serta kehati-hatian.
  3. Disamping itu mereka keras dengan diri mereka sendiri juga dengan orang-orang yang bersahabat dengannya.
  4. Mereka jadi cenderung kelihatan mempunyai dua kepribadian.
  5. Mereka sering menjadi orang yang sentimen dan memikirkan sesuatu terlalu dalam.
  6. Mereka mempunyai banyak teman, tapi mereka membutuhkan waktu untuk menyendiri untuk memikirkan persoalan-persoalan mereka.

Nih Wuku Wuye, Uye - Batara Kowera

Share:

Wuku Wuye mengambil nama anak Prabu Watugunung dan Dewi Sinta nomor duapuluh. Raden Wuye. ini saudara kembar dari Raden Maktal.

Penggambaran Wuku Wuye berdasarkan primbon jawa ialah sebagai berikut:
Raden Wuye (kiri) menghadap Batara Kuwera yang sedang membawa keris terhunus.
Pohonnya ialah Pohon Tal.
Burungnya ialah burung Gogik.
Ada gambar Gedhong ‘mlumah’ tergelimpang.

Perwatakan dan perilaku Wuku Wuye ialah sesuai dengan penggambaran watak dari Batara Kuwera yaitu: berilmu bicara, menciptakan bahagia orang lain, lebih bahagia menjauhi keramaian. Suka berolah keprajuritan. Memegang keris ligan atau terhunus menggambarkan bahwa wuku Wuye ini cerdas perasaannya dan selalu waspada. Burung Gogik menggambarkan besar kecemburuannya dan kecurigaannya. Pohon Tal menggambarkan besar keberuntungannya dan panjang umurnya. Gedong tergelimpang menggambarkan rela dan tulus akan harta benda miliknya.
Kelemahannya : cugetan aten atau simpel mutung, simpel patah semangat, tetapi juga cepat pulih kembali.
Kelebihannya : lebih bahagia memperhatikan hal-hal baik.
Bencananya : terkena sanja-baya, difitnah orang.
Hari naas :. Senin Kliwon.
Hari baik : tidak jelas.

Untuk mencegah biar terhindar dari tragedi perlu mengadakan slametan dengan menyediakan aneka jajan pasar dan jadah dengan harga 25 dhuwit (uang yang jumlahnya 25 buah, boleh logam ataupun kertas) disertai doa keselamatan.

Selain itu, sehabis slametan, selama 7 hari yang bersangkutan dihentikan pergi ke arah Barat, alasannya daerah bersemayam tragedi yang digambarkan sebagai Batara Kala ada di Barat.

Nih Wuku Manahil, Menail - Batara Citragotra

Share:

Wuku Manahil mengambil nama anak Prabu Watugunung dan Dewi Sinta nomor duapuluh satu. Raden Manahil ini memiliki saudara kembar yang berjulukan Raden Prangbakat. Orang yang bernaung pada wuku Manahil ini secara umum akan memiliki budbahasa yang digambarkan sebagai berikut.

Perwatakan dan sikap Wuku Manahil berdasarkan primbon jawa yaitu sebagai berikut :
Kelebihan : tekun, rajin, cerdas dan suka berdamai
Kekurangannya : Sombong, merasa besar sehingga meremehkan orang lain. Dan penuh kecurigaan
Hari baik : Minggu Legi
Hari naas: tidak jelas
Datangnya peristiwa terkena senjata tajam.

Gambar di atas yaitu penggambaran dari Wuku Manahil. Raden Manahil menghadap Batara Citragatra. Batara Citragatra ini memiliki budbahasa yang angkuh, sombong, gumedhe selalu menganggap dan merasa dirinya besar. Senang berkumpul tetapi besar rasa cemburu dan kecurigaannya. Batara Citragatra membawa tombak ligan terhunus. Ini menggambarkan cerdas dan tajam hatinya serta selalu waspada. Hubungan antara Raden Manahil dan Batara Citragatra ini menyerupai relasi antara guru dan murid. Sehingga budbahasa dan sikap gurunya sebagian besar menghipnotis muridnya. Pohonnya yaitu pohon atau kayu Tengaron, menggambar budbahasa yang rajin tetapi kurang bermanfaat. Burungnya yaitu Burung Sepahan, menggambarkan sikap yang gesit, detail, rumit, gampang mencari nafkah tetapi sedikit rejekinya.

Gambar air di tempayan menggambarkan bahwa wuku Manahil bahagia suasana yang damai, tenang dan menentramkan. Untuk mewujudkan suasana yang menyejukkan tersebut orang yang bernaung dalam Wuku Manahil ini selalu menjaga bicaranya dan tingkah lakunya. Wuku Manahil gampang terjerumus alasannya yaitu kebaikannya, terutama kepada temannya yang sedang mengalami kesusahan.

Hal peristiwa sanggup dihindarkan dengan menciptakan slametan. Tujuannya biar selamat, yaitu dengan menanak nasi ‘lemes’ (lemas atau lunak) sebanyak sepitrah (3,5 kg) dengan cara di ‘dang’, lauknya daging ayam jantan serta sayuran banyak sekali dan sambal gepeng disertai doa keselamatan. Selain itu, sesudah slametan, selama 7 hari yang bersangkutan dilarang pergi ke arah Timur Laut, alasannya yaitu daerah bersemayam peristiwa yang digambarkan sebagai Batara Kala ada di Timur Laut.

Nih Wuku Prangbakat - Batara Bisma

Share:

Wuku Prangbakat mengambil nama anak Prabu Watugunung dan Dewi Sinta nomor dua puluh dua. Raden Prangbakat ini saudara kembar dari Raden Manahil.

ket Gambar : Penggambaran Wuku Prangbakat yakni sebagai berikut:
Raden Prangbakat (kiri) menghadap Batara Bisma.
Kaki Batara Bisma yang sedang dicelupkan di bokor air melambangkan panjang umur dan rejekinya tak berkesudahan.
Pohonnya yakni Pohon Tirisan.
Burungnya yakni burung Urang-urangan.

Perwatakan dan perilaku Wuku Prangbakat berdasarkan primbon jawa yakni sesuai dengan penggambaran susila dari Batara Bisma yaitu:
Kelemahannya : cenderung kaku, pemalu, pendiriannya gampang berubah. Tidak gampang merelakan harta yang sudah menjadi miliknya
Kelebihannya : keras dalam kemauan, cekatan dalam melaksanakan segala pekerjaan, berbakat sebagai prajurit alasannya yakni memiliki keberanian dan kewaspadaan. Praktis mencari nafkah
Bencananya : jatuh dari pohon atau bangunan bertingkat
Hari naas :. tidak jelas
Hari baik : tidak jelas

Untuk mencegah semoga terhindar dari celaka perlu mengupayakan slametan. Caranya yakni menciptakan tumpeng, dang-dangan beras atau meliwet/memasak beras dengan cara di-dang (dengan kukusan). Banyaknya beras yang di-dang yakni sapitrah atau 3,5 kg. Lauknya sate sapi dengan bumbu rempah-rempah serba cantik dan aneka sayuran disertai doa keselamatan.

Selain itu, sehabis slametan, selama 7 hari yang bersangkutan dihentikan memanjat atau melaksanakan perjalanan di jalan yang menurun, alasannya yakni daerah bersemayamnya peristiwa yang digambarkan sebagai Batara Kala ada di bawah.

Nih Wuku Bala - Batara Durga

Share:

Nama wuku Bala diambil dari nama anak Prabu Watugunung dan Dewi Sinta nomor dua puluh tiga. Raden Bala ini mempunyai saudara kembar yang berjulukan Raden Wugu.

Perwatakan dan perilaku Wuku Bala berdasarkan primbon jawa yaitu sesuai dengan penggambaran moral dari Batari Durga yaitu:
Kelebihannya : Senang berbicara, pemberani, tak ada yang ditakuti. Sering menerima kebanggaan dari atasan. Senang berada di daerah yang sepi.
Kelemahannya : Cenderung sombong, bahagia pamer, bahagia menghasut. Penampilannya serem, sehingga orang menjadi takut dan segan.
Bencananya : kena guna-guna atau racun.
Hari naas :. Senin Legi dan Rabu Pon.
Hari baik : Kamis Wage.

Gambar Illustrasi di atas menggambarkan Raden Bala sebelah kiri menghadap Batari Durga. Gambar Gedongnya ada di depan itu menggambarkan bahagia memamerkan harta bendanya. Gambar Pohonnya yaitu pohon cemara yang mengartikan tidak sanggup untuk dijadikan perlindungan, ramai bicaranya tetapi lemah lembut perintahnya dan dihormati. Serta gambar burungnya yaitu ayam hutan atau ayam ganjal yang mempunyai makna liar, tinggi dan berani budinya, dicintai oleh pembesar, suka tinggal di daerah yang sunyi.

Untuk mencegah biar terhindar dari celaka perlu mengupayakan program slametan. Caranya yaitu dengan menciptakan tumpeng, dang-dangan beras atau meliwet/memasak beras dengan cara di-dang (dengan kukusan). Banyaknya beras yang di-dang yaitu sapitrah atau 3,5 kg. Lauknya ayam panggang ireng mulus, dan aneka sayuran 7 macam, disertai doa keselamatan. Selain itu, selama 7 hari sehabis slametan, yang bersangkutan dihentikan pergi ke arah barat, alasannya yaitu daerah bersemayamnya peristiwa yang digambarkan sebagai Batara Kala berada di Barat. Sumber rejekinya dari jual beli.

Nih Wuku Wugu. Ugu - Batara Singajanma

Share:

Nama wuku Wugu diambil dari nama anak Prabu Watugunung dan Dewi Sinta nomor dua puluh empat. Raden Wugu ini yaitu adik dari saudara kembarnya yang berjulukan Raden Bala.

Ket gambar :Raden Wugu (kiri) menghadap Batara Singajalma
Gedongnya ada di belakang dan tertutup menggambarkan adab yang kikir
Pohonnya yaitu Pohon Wuni, yang sedang berbuah. Semua orang yang melihat akan kepingin untuk memetik buah ilmunya.
Burungnya yaitu burung Kepodang, besar kecemburuannya

Perwatakan dan perilaku Wuku Wugu berdasarkan primbon jawa yaitu sesuai dengan penggambaran adab dari Batara Singajalma yaitu:
Kelebihannya : Cerdik, luas wawasannya, kaya ilmu, bahagia suasana yang romantis, rendah hati, mau mengalah, irit dan banyak rejeki.
Kelemahannya : Cenderung egois, tidak mau bergaul dengan banyak orang
Bencananya : digigit hewan berbisa dan kena racun.
Hari naas : Minggu Pahing
Hari baik : Jumat Pahing

Untuk mencegah supaya terhindar dari celaka perlu mengupayakan slametan. Caranya yaitu menciptakan nasi pulen (lemes dan lunak) dang-dangan beras atau meliwet/memasak beras dengan cara di-dang (dengan kukusan). Banyaknya beras yang di-dang yaitu sapitrah atau 3,5 kg. Lauknya sepasang itik putih dimasak lembaran ditambah dang jadah dan aneka jajan pasar, disertai doa keselamatan.

Selain itu, selama 7 hari sesudah slametan, yang bersangkutan dihentikan pergi ke arah Selatan, alasannya yaitu kawasan bersemayamnya tragedi yang digambarkan sebagai Batara Kala berada di Selatan.

Nih Wuku Wayang - Batara Sri

Share:

Nama wuku Wayang diambil dari nama anak Prabu Watugunung dan Dewi Sinta nomor dua puluh lima. Raden Wayang ini memiliki saudara kembar yaitu Raden Kulawu.

Penggambaran Wuku Wayang berdasarkan primbon jawa yaitu sebagai berikut:
Raden Wayang (kiri) menghadap Batari Sri
Gambar Gedong menggambarkan kerelaannya memperlihatkan harta bendanya.
Gambar jembangan air menggambarkan hati yang tentram damai.
Pohonnya yaitu Pohon Cepaka, disenangi orang banyak.
Burungnya yaitu burung Ayam Hutan harum bicaranya.
Batari Sri memegang keris terhunus, tajam budinya dan waspada sikapnya.

Perwatakan dan perilaku Wuku Wayang yaitu sebagai berikut :
Kelebihannya : Rupawan, murah hati, penuh belas kasihan, menjadi pelindung. Kuat menerima jabatan tinggi dan memiliki wibawa besar. Tajam pikirannya dan cermat dalam bekerja. Mampu memberi cahaya bagi orang yang sedang berada dalam kegelapan.
Kelemahannya : bicaranya serba lungit (dalam dan penuh perlambang) sehingga sukar untuk dipahami dan dimengerti.
Bencananya : tertipu sebab kebaikannya.
Hari naas : Selasa Legi.
Hari baik : hampir semua.

Untuk mencegah supaya terhindar dari celaka perlu mengupayakan slametan. Caranya yaitu menciptakan tumpeng dang-dangan beras atau meliwet/memasak beras dengan cara di-dang (dengan kukusan). Banyaknya beras yang di-dang yaitu sapitrah atau 3,5 kg. Lauknya daging kambing kendhit dimasak macam-macam dan jadah tetelan disertai doa keselamatan.

Selain itu, selama 7 hari sesudah slametan, yang bersangkutan dihentikan memanjat, sebab daerah bersemayamnya tragedi yang digambarkan sebagai Batara Kala berada di atas

Nih Wuku Kulawu, Kelawu - Batara Sadana

Share:

Nama wuku Kulawu diambil dari nama anak Prabu Watugunung dan Dewi Sinta nomor dua puluh enam. Raden Kulawu memiliki abang kembar yaitu Raden Wayang.

Penggambaran Wuku Kulawu berdasarkan primbon jawa ialah sebagai berikut:
Raden Kulawu (kiri) menghadap Batara Sadana
Gambar Gedong di depan menggambarkan besar rejekinya, tidak segan mengeluarkan raja brana.
Senjata yang berada di belakang, memiliki susila jujur dan terus terang
Pohonnya ialah Pohon Tal, panjang umurnya
Burungnya ialah burung Nuri, kurang cermat dalam hal pengeluaran.

Perwatakan dan perilaku Wuku Kulawu ialah sebagai berikut :
Kelebihannya : berpengaruh budinya, tabah menghadapi kesulitan. Halus perasaannya, pengasih, suka mendermakan miliknya, kesehatannya baik.
Kelemahannya : kurang cerdas dan memiliki susila boros.
Bencananya : digigit hewan berbisa atau kena racun.
Hari naas : tidak jelas.
Hari baik : Sabtu Paing.

Untuk mencegah biar terhindar dari celaka perlu mengupayakan slametan. Caranya ialah menciptakan sega-golong dang-dangan beras atau meliwet/memasak beras dengan cara di-dang (memakai kukusan). Banyaknya beras yang di-dang ialah sapitrah atau 3,5 kg. Lauknya daging ayam dan belibis merah dimasak macam-macam dan disertai doa keselamatan.

Selain itu, selama 7 hari sehabis slametan, yang bersangkutan dihentikan pergi ke arah utara, alasannya daerah bersemayamnya tragedi yang digambarkan sebagai Batara Kala berada di utara.

Nih Wuku Dukut - Batara Sakri

Share:

Nama wuku Dukut diambil dari nama anak Prabu Watugunung dan Dewi Sinta nomor dua puluh tujuh. Raden Dukut ialah satu-satunya anak yang lahir tanpa saudara kembar.
Perwatakan dan perilaku Wuku Dukut berdasarkan primbon jawa ialah sebagai berikut :
Kelebihannya : berpengaruh budinya, mantap dalam pendirian, berwatak prajurit yang selalu siaga dan waspada. Pandai dan setia.
Kelemahannya : Loba dan sombong.
Bencananya : Celaka dalam peperangan.
Hari naas : tidak jelas.
Hari baik : Kamis Paing.
Gambar diatas menggambarkan Raden Dukut sebelah kiri menghadap Batara Baruna untuk gambar gedong di belakang menggambarkan ekonomis dan kaya raya. Gambar pohon yang merupakan gambar pohon pandan wangi mempunyai arti bahagia di kesunyian dan mempunyai sifat dengki, serta gambar burungnya ialah ayam ganjal yang mempunyai arti liar dan tinggi budinya serta dimanjakan oleh orang besar.

Untuk mencegah semoga terhindar dari celaka perlu mengupayakan slametan. Caranya ialah menciptakan tumpeng dang-dangan beras atau meliwet/memasak beras dengan cara di-dang (memakai kukusan). Banyaknya beras yang di-dang ialah sapitrah atau 3,5 kg. Lauknya daging ayam mulus dimasak santan dan disertai doa keselamatan. Selain itu, selama 7 hari sehabis slametan, yang bersangkutan dilarang pergi ke arah Barat Laut, alasannya kawasan bersemayamnya peristiwa yang digambarkan sebagai Batara Kala berada Barat Laut. Selawatnya satakswawe. Doanya : Slamet. Candranya : tunggul asri sesengkeraning nata = manis rupanya.