Nih Wuku Wariga Alit, Wariga - Batara Asmara

Share:

Wuku Warigalit mengambil nama dari anak nomor lima Prabu Watugunung dan Dewi Sinta. Namun kalau yang dihitung masa kandungan Dewi Sinta, Warigalit lahir dari masa kandungan yang ketiga. Karena dari 27 anak pria Dewi Sinta, 13 kali lahir kembar, sedangkan pada masa kandungan yang ke-14 tidak kembar. Pada masa kandungan pertama, Dewi Sinta melahirkan anak kembar, yaitu Raden Wukir dan Raden Kurantil. Pada masa kandungan yang kedua, lahirlah Raden Tolu dan Raden Gumbreg. Sedangkan pada masa kandungan yang ketiga ini lahir Raden Warigalit dan Warigagung.

Penggambaran Wuku Wariga alit, Wariga berdasarkan keterangan gambar ialah sebagai berikut:
Warigalit (kiri) menghadap Batara Asmara, dengan mengedepankan candi.
Burung kepodang terbang di atas pohon sulastri

Ciri-ciri, keberuntungannya, Perwatakan dan perilaku Wuku Wariga alit, Wariga berdasarkan primbon jawa ialah sesuai dengan penggambaran sopan santun dari Batara Asmara yaitu:
Dewa yang menaungi wuku Warigalit ialah Batara Asmara
Kelebihannya: umumnya yang bernaung di wuku Warigalit yang pria rupawan dan yang wanita cantik. Mereka memiliki daya tarik khusus, selalu menciptakan sengsem atu bahagia bagi orang yang melihatnya, gampang bergaul dan disenangi teman-temannya dan atasannya.
Kekurangannya: kurang setia, besar kemungkinannya untuk kawin lebih dari satu kali.
Kayunya ialah pohon Sulastri yang tidak memiliki bunga.
Burungnya ialah burung Kepodang yang memiliki sopan santun cemburuan.
Lambang wuku Warigalit ialah tidak sabar terhadap sandang dan pangan.
Wuku ini digambarkan sedang menghadap candi, artinya suka prihatin.
Datangnya ancaman kasempyok sambekala, jatuh dalam marabahaya atau terlibat pertengkaran.
Hari naas : Kamis Pon dan Senin Kliwon.
Hari baik : Jumat Wage.

Untuk mencegah biar terhindar dari celaka perlu mengupayakan slametan. Caranya ialah menciptakan tumpeng, dang-dangan beras sapitrah (3,5 kg) atau meliwet/memasak beras dengan cara di-dang (dengan kukusan). Lauknya rancapan dan daging digecok (dicacah) disertai doa keselamatan.

Selain itu, selama 7 hari yang bersangkutan dihentikan memanjat, sebab letak Kala berada di atas menghadap ke bawah.
Advertisement
 
Advertisement
 


EmoticonEmoticon