Nih Wuku Mandasiya, Medangsia - Batara Brahma

Share:

Wuku Mandasiya mengambil nama dari anak Prabu Watugunung dan Dewi Sinta. Raden Mandasiya ialah saudara kembar dari Raden Langkir, dan terhitung anak nomor dua belas.

Penggambaran Wuku Mandasiya, Medangsia berdasarkan keterangan gambar ialah sebagai berikut:
Raden Mandasiya (kiri) menghadap Batara Brahma
Pohon Asem menggambarkan sanggup untuk berteduh dan berlindung
Burung Pelatuk Bawang menggambakan adab yang memiliki pendirian yang besar lengan berkuasa dan tidak sabaran.
Gedhong ada di depan menggambarkan bahwa ekonomis atas rejeki yang diperoleh

Ciri-ciri, keberuntungannya, Perwatakan dan perilaku Wuku Mandasiya, Medangsia berdasarkan primbon jawa ialah sesuai dengan penggambaran adab dari Batara Brahma yaitu:
Dewa yang menaungi wuku Mandasiya ialah Batara Brahma
Kelebihannya: memiliki pendirian yang teguh dan kuat, sanggup menjadi pelindung bagi orang-orang yang sedang susah. Cepat dalam bekerja, dan ekonomis dalam menggunakan hasil dari pekerjaannya. Penderma, terutama jika dipuji. Keberuntungannya, murah rejekinya.
Kekurangannya: cepat murka dan pendendam.
Bencananya: terkena benda tajam atau terkena api
Hari naas: tidak jelas.
Hari baik: Sabtu Wage

Untuk mencegah semoga terhindar dari celaka perlu mengupayakan slametan. Caranya ialah menciptakan sega kakak (nasi merah) sapitrah (3,5 kg) diliwet/dimasak dengan cara di-dang (memakai kukusan), lauknya daging ayam merah dan bayam merah, kembang setaman dan uang receh disertai doa keselamatan.

Selain itu, sehabis slametan, selama 7 hari yang bersangkutan dihentikan memanjat, alasannya ialah letak Kala ada di atas.
Advertisement
 
Advertisement
 


EmoticonEmoticon